Rabu, 24 November 2010

WUDLU' KAUM SUFI



Wudlu' kita sehari-hari,ternyata tidak sekedar membasuh muka,tangan,kepala,telinga maupun kaki,wudlu' di posisikan sebagai amaliah yang benar-benar menghantar kita semua,untuk hidup dan bangkit dari kegelapan jiwa,dalam wudlu' lah segala masalah dunia hingga akhirat di sucikan,di selesaikan dan di bangkitkan kembali menjadi hamba-hamba yang siap menghadap kepada Alloh SWT.
Bahkan dari titik gerakan dan posisi yang di basuh air,ada titik-titik sentral kehambaan yang luar biasa. itulah,mengapa para sufi senan tiasa memiliki wudlu' secara abadi,menjaganya dalam kondisi dan situasi apapun,ketika mereka batal wudlu',langsung mengambil wudlu' seketika. Mari kita buka jendela hati kita,di sana ada ayat Alloh,khusus mengenai wudlu'.
"Wahai orang-orang yang beriman,apabila engkau mendirikan shalat,maka basuh lah wajahmu dan kedua tangan mu samapai siku-siku,dan usaplah pada kepalamu dan kaki-kaki mu sampai kedua mata kaki..." Manusia yang mengaku beriman,apabila hendak bangkit menuju Alloh ia harus berwudlu' jiwanya. Ia bangkit dari kealpaan demi kealpaan,bangkit dari kegelapan demi kegelapan,bangkit dari lorong-lorong sempit duniawi dan mimpi di tidur panjang hawa nafsunya.
Ia harus bangkit dan hadir di hadapan Alloh,memasuki "Shalat" hakikat dalam munajat demi munajat,sampai ia berhadapan dan menghadap Alloh.
Sebelum membasuh muka,kita mencuci tangan-tangan kita sembari bermunajat: "Ya Alloh,Kami mohon anugrah dan barokah,dan kami berlindung kepada Mu dari keburukan dan kehancuran".
Lalu kita masukan air untuk kumur-kumur di mulut kita.mulut kita adalah alat dari mulut hati kita. Mulut kita banyak kotoran kata-kata,banyak ucapan-ucapan berbusakan hawa nafsu dan syahwat kita,lalu mulut kita adalah mulut syetan.
Mulut kita lebih banyak menjadi lobang besar bagi lorong-lorong yang beronggakan semesta duniawi. Yang keluar dan masuknya hanyalah hembusan panas nya nafsu dan dingin nya hati yang membeku. Betapa banyak dalil-dalil Al-Qur'an dan hadits,bertapa berlimpah ruahnya Fatwa amar ma'rup nahi mungkar,tetapi karena keluar dari mulut yang kotor,hanyalah berbau anyir dalam sengak hidung jiwa kita.karena yang mendorong amar ma'rup nahi mengkarnya bukan Alloh,tetapi hasrat hawa nafsunya,lalu kita keluar dari jendela binbirnya,kata-kata hanyalah bau anyir najis dalam hatinya. Sesungguhnya mulut-mulut itu sudah membisu,karena yang berkata hanyalah hawa nafsu. Ayo,Kita masuki air Illahiyah agar kita berkumur setiap waktu. Bermunajatlah ketika anda berkumur : Oh,Tuhan,Masukanlah padaku tempat masuk yang benar,dan keluarkan lah diriku di tempat keluar yang benar dan jadikanlah diriku dari diri Mu,bahawa Engkau kuasa yang menolong ku.
Oh Tuhan,Tolonglah daku tuk selalu membaca kitab Mu dan Dzikir yang sebanyak-banyak nya,dan tetapkalah aku dengan ucapan yang tegas di dunia maupun di akhirat.
Baru kemudian kita masukan air suci yang menyucikan itu,pada hidung kita. Hidung yang suka mencium aroma wewangian syahwat dunia,lalu jauh dari aroma surga . HIdung yang mendapatkan ciuman mesra,tetapi tersirnakan dari kemesraan ciuman hakiki dan singgasananya. Oh,Tuhan,Aromakan wewangian surga Mu dan Engkau melimpahkan ridho Mu...
Semburkan air itu dari hidung mu sembari munajatkan Ya Alloh,Aku berlindung kepadaMu dari aroma busuknya neraka,dan bau busuknya dunia.
Selanjutnya : "Basuhlah wajah-wajah mu..."
Dengan mensucikan hati mu dengan air pengetahuan yang manfaat yang suci dan mensucikan,baik itu bersipat pengetahuan syariat,maupun pengetahuan hakikat,serta pengetahuan yang bisa menghapus seluruh penghlang-penghalang,hijab,antara dirinya dan Alloh SWT. Paktanya setiap hari kita wudlu' membasuh muka kita,tetapi wajah-wajah kita tidak hadir menghadap Alloh,tidak "Fa ainamaa tuwalluu fatsamma wajkullah..." (Kemanapun engkau menghadap,wajah hati mu menghadap arah Alloh). Kenapa wajah dunia,wajah makhluk,wajah-wajah kepentingan nafsu kita,wajah-wajah semesta,wajah dunia dan akhirat,masih terus menghalangi tatap muka hati anda kepada Alloh Ta'ala ? Ini semua karena kebatilan demi kebatilan,baik kenatilan di balik wajah batil maupun kebatilan dengan selimut wajah kebenaran,telah membatalkan wudlu' jiwa kita,dan sama sekali tidak kita sucikan dengan air pengetahuan Ma'rifatulloh dan pengetahuan yang menyelamatkan dunia akhirat dunia kita.
Hijab-hijab yang menutupi wajah jiwa kita untuk melihat Alloh,sudah terlalu tua untuk menjadi topeng hidup kita. KIta bertopeng kebusukan,bertopeng rekayasa,gertopeng kedudukan dan ambisi kita bertopeng fasilitas dunia kita,bertopeng hawa nafsu kita sendiri,bahkan bertopeng ilmu oengetahuan kita serta imajinasi-imajinasi kita atau jubah-jubah agama sekalipun. Lalu wajah kita bopeng.Wajah umat kita penuh dengan cakar-cakar nafsu kita,torehan-toran noda kita,flek-flek nafsu kita,dan alangkah bangga nya kita dengan wajah-wajah kita yang di jadikan landskap syetan,yang begitu bebas menarikan tangan-tangan nya untuk melukis hati kita dengan tinta hitam yang di panggang di atas jahanam. Karena kita wajah kita lebih senang berpaling,berselingkuh dengan dunia,berpesta dalam mabuk syetan,bergincu dunia,berparas dengan olesan-olesan kesemuaan hidup,lalu memakai cadar-cadar hitam kegelapan semesta kemakhlukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar