Rabu, 24 November 2010

MANQOBAH KAROMAH MURSYID THORIQOH QODIRIYYAH WANAQSABANDIYYAH SYEIKH AHMAD SHOHIBUL WAFA TAJUL 'ARIFIN ra (Abah Anom)



*AKHIRNYA,BAYANGAN WAJAH ABAH ANOM SEBAGAI MURSYID TQN MEMBUAT PEMUDA ITU BERTAUBAT DARI HOBINYA MELACUR.
Cerita ini di ambil dari ceramah nya Kyai Haji M.Abdul Gaous SM. Salah satu wakil Talqin Thoriqoh Qodiriyyah Wanaqsabandiyyah Pondok pesantren Suryalaya Tasikmalaya,JABAR-INDONESIA.
Diceritakan ada seorang pemuda yang hobinya melacur,Pemuda tersebut berniat untuk berhenti dari perbuatannya tercela.Sudah berbagai cara di lakukan untuk menghentikannya itu tidak membuat minat lacur nya berhenti.padahal,pelaksanaan amalan ibadah yang"Super ketat" Atas petunjuk dari para Kyai yang pernah di kunjungi dari berbagai daerah belum berhasil.Jadi,Sudah tidak asing lagi baginya Riyadlloh (Latihan) Seperti Puasa,Dzikir,Sholat baik yang sifat nya wajib ataupun sunah dan amalan lainnya.
Dalam keadaan kondisi jiwa yang begitu kritis,datanglah Pemuda itu ke Pondok Pesantren Suryalaya untuk menemui seorang Wali Alloh yaitu Abah Anom sebagai Mursyid TQN dan menceritakan maksud kedatanganya.Abah Anom berkata : "Tidak apa-apa,asal jangan dilakukan di depan Abah". Setelah itu Pemuda yang hobi "Jajan" Perempuan di Talqin Dzikir (Diajarkan Dzikir TQN) untuk di amal kan.
Seperti biasa Pemuda tersebut datang ke hotel yang telah di pesan untuk melaksanakan hasrat nafsu nya "Meniduri" Wanita Pelacur.Setelah siap-siap semuanya,terbesit dalam benak pekiran dan jiwanya akan bayangan Wajah Abah Anom sebagai Mursyid TQN dan berkata : "Asal jangan di hadapan Abah!",Pemuda itu terkejut dan gelisah dengan segera meninggakan hotel gagalah keinginan nafsu nya.
Di hari yang lain,Pemuda itu datang lagi ke hotel untuk melaksanakan hasrat nafsunya yang tidak terbrndung.Namun,disaat detik-detik akan melaksanakan maksiatnya terulang kembali kemunculan Wajah Abah Anom dalam jiwa dan pikiran nya dan mengatakan : "Tidak apa-apa .asal jangan di hadapan Abah". Pemuda itu kembali mengurungkan niatnya dan kembali pulang.
Begitupun di hari-hari selanjutnya,kejadian itu terus terulang jiwa dan pikirannya selalu di hantui bayangan tatapan Wajah Abah Anom Seorang Wali Alloh dan perkataanya di saat-saat akan melakukan maksiat dengan pelacur.Kegiatan-kegitan hasrat syetan yang terulang dalam jiwa pemuda itu di karenakan kemunculan Wajah Wali Alloh Mursyid TQN.
Akhirnya,dengan kejadian itu Pemuda tersebut menghentikan dari hobinya melacur untuk selamanya dan menjadi pengamal TQN.
Sesungguhnya kejadian itu suatu anugrah dari Alloh untuk hamba yang di cintai dengan perantara Mursyid sebagai pilihan-Nya.SUBHANALLOH....
Bayangan Wajah Mursyid itu adalah sebagai burhana Robbihi (Cahaya/Tanda dari Alloh) yang membawa berkah terhadap pemuda tersebut.
Kita teringat akan kisah salah satu utusan Alloh yaitu Nabi Yusuf as. Yang di tolong Alloh ketika akan terjadi maksiat dengan Sity Julaikha.dalam Al-Quran surat Yusuf ayat 24 :"Sesaungguhnya Wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf,dan Yusuf pun bermaksud (Melakukan pula) dengan wanita itu (Julaikha) andai kata tidak melihat Burhana Robbihi yaitu tanda (Dari) Tuhan nya. Demikianlah agar kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguh nya Yusuf itu termasuk Hamba-hamba Kami yang terpilih. "(QS:Yusuf 24)
Dalam ayat ini terdapat perkataan Alloh "Burhana Robbihi". menurut perkataan Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir,juz II/474:"adapun maksud "Burhana Robbihi" yang terlihat oleh Yuisuf,maka terdapat beberapa pendapat.menurut sahabat Abdulloh bin Abbas,Said,Mujahid,Said bin JUbair,Muhammad bin Sirin,Hasan,Qatadah,IBnu Soleh dlohah,Muhammad bin Isyak dll.Yakni Yusuf melihat bayangan Ayah nya (Yaqub) rupanya bentuk nya seakan-akan Ayah nya marah-marah.menurut sebagian riwayat memukul dada Yusuf. Al Aufi berpendapat dari Ibnu Abas,maksud perkataan itu ialah Yusuf tingat kepada bayangan wajah suami Julaikha yaitu Raja Qithifir yang seolah olah ada di rumah dan mengetahui apa yang akan di perbuat Yusuf.demikian juga Muhammad bin Ishak berpendapat yang sama."(Tafsir Ibnu Katsir,II/474) SUBHANALLOH...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar