AMALIYAH TQN..., AMALKAN SAJA!
Ustadz Haji Ali Mohamed
(Khidmat Manaqib Suryalaya Juni 2008)
Kira-kira sudah 25 tahun saya belajar tentang Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah dari Pangersa Abah Anom dan mengamalkannya. Dari waktu tersebut, sudah banyak rintangan, cobaan, hambatan yang pernah saya alami. Tapi, alhamdulillah, berkat karomah Pangersa Abah, saya dapat melewatinya dengan penuh kesabaran sambil terus melaksanakan amaliah TQN berupa Dzikrullah, khataman, manaqiban, mengamalkan Tanbih dalam kehidupan sehari-hari dan lain-lain. Tentu saja semua itu harus diiringi dengan kekuatan iman, keikhlasan, keyakinan dan kesabaran seperti sabarnya Nabi Ayub As.
Pertama : Kalimat Laa ilaaha Ilallah (dzikir Jahar yang kita amalkan), pada mulanya diletakkan oleh Allah (tertulis) pada tiang tiang 'Arsy dan tidak ada satupun makhluk yang diciptakan oleh Allah kecuali ruhnya berdzikir dengan Laa Ilaaha Illallah. Karena kalimat Laa Ilaaha Illallah itu tidak lain merupakan huruf ALIF, LAM, LAM, HA (ALLAHU). Karena itu talqin dzikir (khofi) yang telah diisikan oleh Pangersa Abah atau Wakil Talqin yang telah ditunjuk oleh beliau, merupakan sesuatu perkara yang amat besar. Dalam suatu hadits disebutkan Laqqiinuu mautaakum laa ilaaha illallah. Ajarkanlah orang yang akan (hampir) mati dengan laa ilaaha illallah. Hadits ini jangan diartikan kepada orang yang sedang menghadapi sakaratul maut tapi yang akan mati itu adalah kita sendiri.
Laa ilaaha illallah memberikan kekuatan kepada kita sebagai muslim, laa ilaaha illallah menghubungkan kita langsung kepada Allah, laa ilaaha illallah memfanakan diri kita dari dunia yang akan kita tinggalkan, laa ilaaha illallah yang menjamin diri kita masuk surga, laa ilaaha illallah sebagai kekuatan umat Islam seperti yang diajarkan selama 12 tahun di Mekkah oleh Rasulullah Saw. Bilal bin Rabah telah mencontohkan kepada kita bagaimana kekuatan kalimat tersebut meskipun siksaan-siksaan didapatinya tapi dia tetap berkata, Ahadun, ahad, Allahu, Allah ... Kita harus mempunyai keyakinan yang sempurna dengan kalimat tersebut. Karena banyak yang mengucapkan kalimat tersebut tapi tidak bisa sampai kepada Allah. Sayyidina 'Alipun diajarkan oleh Nabi tentang hal tersebut sebagai suatu cara yang paling dekat, paling cepat, paling mudah, paling unggul untuk dekat kepada Allah. Dzikir inilah sebagai benteng kita untuk menghadapi setiap permasalahan kehidupan dunia. Dengan penuh kesabaran, keimanan, kegungan kalimat ini, hadapilah semua permasalahan itu sehingga timbul kesadaran bahwa kita adalah makhluk dan Allah adalah Khaliq.
Kedua Khatam atau khataman. Sebagai murid, hendaknya tidak perlu bertanya kepada Mursyid tentang amaliyah yang diperintahkan olehnya untuk mengamalkannya. Dzikir, amalkan saja, Khataman, amalkan saja, makaqiban amalkan saja, Tanbih amalkan saja. Kalau kita lihat isi dari khataman tersebut, maka akan tampak bahwa didalamnya terdapat sesuatu perkara dunia yang tersirat tapi tidak tersurat. Misalnya Allahumma yaa qoodiyal Haajaat. Banyak hajat dunia yang ingin kita penuhi, tapi dalam khataman tersebut cukup itu saja yang disampaikan kepada Allah, meskipun pendek tapi penuh dengan makna. Begitulah orang-orang yang telah berma'rifat kepada Allah menyampaikan hajatnya. Tidak perlu kita tambah dengan hal-hal lain. Cukup saja dengan Allahumma yaa qoodiyal Haajaat. Dan seterusnya. Dengan mengamalkan khataman, berarti kita telah menghubungkan diri dengan para nabi, para malaikat, para khulafaur rosyidin, para sholihin, para 'ulama, orang tua kita, kaum muslimin dan lain-lain. Meskipun kalimat-kalimat dalam khataman pendek-pendek, tapi bisa mengadung seribu makna. Karena itu, amalkan saja! Itulah yang saya rasakan selama 25 tahun mengamalkannya. Jangan lupa kuncinya adalah sabar. Insya Allah dengan berkah dzikir dan khataman setiap permasalah hidup yang kita hadapi akan diberikan jalan keluar oleh Allah.
Ketiga Manaqiban. Meskipun didalamnya terdapat bermacam-macam karomah Syekh Abdul Qodur Jailani yang berada diluar kebiasaan manusia, kita harus percaya, jangan agu-ragu, karena itulah karomah. Di dalam al-Qur'anpun bermacam-macam keluarbiasaan dari seorang manusia yang telah dimuliakan oleh Allah bisa kita baca seperti dalam kisah Ashabul Kahfi, kisah Siti Maryam dan lain-lain. Mereka bukanlah Rasul yang diberikan mu'jizat tapi hanya seorang yang telah dimuliakan oleh Allah dengan karomahnya dengan berkahnya. Syekh 'Abdul Qodir Jailani sampai berani mengatakan, barang siapa yang ingin berhubungan denganku, ingin aku sampaikan kepada Allah permohonanmu, maka ucapkanlah : Bismillaahi, 'alaa niyyati sayyidi syekh 'abdul Qodir Jailani. Jauh-jauh kita datang ke Suryalaya ini untuk mengikuti Manaqib Syekh Abdul Qodir Jailani, tidak lain untuk mendapatkan berkah dari Pangersa Abah dan Syekh Abdul Qodir Jailani.
Yakinkanlah, dengan mengamalkan dzikir, khataman, manaqiban dan amal shaleh yang lain baik secara lahiriyah maupun batiniah, maka Allah akan mengabulkan hajat-hajat kita. Amalkan dengan ikhlas dan bersabarlah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar