Selasa, 24 Mei 2011

Macam Macam Ruh


KH. Ayi Burhanuddin
DALAM Kitab Tafrihul Khotir Fii Manaqibissayyid Abdul Qodir Zailani disebutkan bahwa ruh itu ada 4 macam. Didalam al-Qur'an pun masalah ruh disinggung dalam surat al-Isro ayat 80 : "Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah : "Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".
1. Ruh Mutajamidah. Ruh ini belum memiliki jasad dan berada di alam ruh. Di dalam al-Qur'an surat al-A'raaf ayat 172 Allah berfirman :"....Bukankah Aku ini Tuham-mu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuham kami), Kami menjadi saksi". Ruh ini juga disebut ruh wujud qoblal wujud, ada tapi belum ada di muka bumi.


2. Ruh Mutasyarifah. Ruh ini sudah memiliki jasad. Seperti kita sekarang ini. Karena adanya ruh ini kita bisa melakukan semua aktivitas. Ruh ini juga disebut ruh wujud indal wujud. Orang-orang tertentu dapat berada di tempat berbeda dalam satu waktu, contohnya dalam Manaqib Syekh Abdul Qodir ke-32 disebutkan bahwa : Beliau diundang untuk berbuka puasa pada bulan Romadhon oleh 70 muridnya. Dan Syekh Abdul Qodir memenuhi undangan tersebut, datang ke setiap rumah muridnya padahal beliau berbuka puasa di rumahnya. Didalam kitab Miftahus Shudur disebutkan bahwa Sesungguhnya seorang guru Ma'rifat mengurus semua muridnya dengan perjalanan dzikir. Artinya setiap murid yang mengamalkan TQN sesuai dengan petunjuknya Pangersa Abah akan selalu dimonitor oleh Pangersa Abah dimanapun dia berada sehingga dia akan diantarkan dengan mudah ke Hadirat Allah.

3. Ruh Mutafarriqoh. Ruh ini sudah keluar dari jasadnya. Jasadnya dikubur dan ruhnya kembali kepada Allah. Ruh ini disebut juda ruh wujud ba'dal wujud. Ruh para Nabi dan Rasul tetap ada. Seperti sewaktu Nabi Muhammad Saw. Isro dan Mi'raj beliau melakukan shalat di Baitul Muqoddas diikuti oleh ruh para Nabi dan Rasul.

4. Ruh Kumal. Ruh ini dimiliki oleh seorang Insan Kamil, Mursyid Kamil Mukammil. Ruh ini bisa menjadi ruh Mutajamidah, ruh Mutasyarifah, ruh Mutafarriqoh.
Didalam kitab Taurat, Nabi Musa As. mengatakan bahwa Allah berfirman : "Musa, Aku akan berikan kepada umat Muhammad dua macam cahaya, yaitu cahaya Romadhon dan cahaya Qur'an. Dengan cahaya Romadhon diharapkan kita bisa meningkatkan puasa kita dari puasa syariat menjadi puasa thorekat dan terakhir menjadi puasa hakikat (ma'rifat) yaitu hati selalu ingat kepada Allah. Qur'an tersurat terdiri dari 30 juz. Sedangkan Qur'an tersirat adalah apa yang ditalqinkan oleh Guru Mursyid kepada kita. Mudah-mudahan ibadah kita dibulan Romadhon ini diterima oleh Allah Swt. Amiin ya Robbal 'Alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar