Menurut saya, kalau kita mau mentasrif : hadaa-yahdii, hidaayatan… seperti contoh dalam surat al-Fatihah Ihdinasshiroothol mustaqiim (Tunjukilah kami ke jalan yang lurus) maka Mahdi itu tidak diartikan sebagai gendongan yang diisi dengan seorang bayi tetapi ambillah ilmu ma’rifat itu dari seseorang yang telah menduduki gelar ALMAHDI dari ALHADI. Al-Mahdi (Muhammad Saw.) mendapatkan hidayah dari al-Hadi (Allah Swt.). Allah sebagai al-Hadi memberikan petunjuk/hidayah kepada Muhammad tidak secara langsung tetapi menggunakan washilah (Perantara) yaitu melalui Pena Allah (malaikat Jibril as.) kemudian disimpan didalam AL-LAHDI (lahat) Muhammad yang terletak dua jari dibawah susu kiri. Petunjuk itu pulalah yang telah kita dapatkan dari Guru Mursyid yaitu TALQIN DZIKIR KHOFI.
Dengan mendawamkan dzikir ini diharapkan kita selalu merasa dekat dengan Allah, merasa diawasi sehingga terjaga dari berbuat dosa. Sesungguhnya Allah selalu membukakan tangan-Nya diwaktu malam untuk mengampuni orang yang berbuat salah diwaktu siang. Dan Allah selalu membukakan tangan-Nya diwaktu siang untuk mengampuni orang yang berbuat salah diwaktu malam. “Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul, melainkan untuk dita’ati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampn kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS. an-Nisaa’ : 64).
Oleh karena itu, janganlah ragu-ragu dengan apa yang telah diberikan oleh Guru Mursyid kepada kita. Taati, jalankan semuanya; dzikir, shalat, Khataman, Manaqiban dan sebagainya karena kita yakini bahwa beliau adalah pewaris Nabi Muhammad Saw. Mudah-mudahan kita terbawa oleh Guru kita ke hadirat Ilahi Robbi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar