Selasa, 07 Desember 2010

Tanda-tanda Hari Kiamat (1); Makna dan Klasifikasi Hari Kiamat, dan beberapa Tanda Akhir Zaman


Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang berfirman:
“Maka sesungguhnya telah datang (hari Kiamat) tanda-tandanya”. (QS. Muhammad (47):18)

Allah Ta’ala berfirman :
“Telah pasti datangnya ketetapan Allah maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)nya”. (QS. An-Nahl (16):01)


Termasuk ketetapan Allah adalah terjadinya Kiamat. Allah Ta’alaberfirman :
“Tidaklah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi)”(QS. An-Nahl (16):77)

dan ayat-ayat sejenis lainnya.

Akhirat, adalah destinasi kehidupan setelah manusia dibangkitkan dari alam kuburnya (barzakh) yaitu pada peristiwa yang disebut Yaumil Bats (Hari Kebangkitan). Sebelum terjadinya peristiwa itu, akan terjadi peristiwa-peristiwa dahsyat yang berakhir dengan penghancuran dunia (bumi, langit beserta isinya). Peristiwa itu dikenal dengan Hari Kiamat.

Saya menyusun (risalah ini) secara ringkas pada walnya dengan berdasar batang tubuh tulisan yang disusun oleh Awadh bin ‘Ali bin 'Abdullah, tahap penulisan selanjutnya berkembang dengan penambahan-penambahan serta penjelasan dan hadist-hadist penguat hingga mencapai seluruh (sisi pembahasan). Untuk lebih mudah dalam memahaminya maka akan saya bagi kedalam beberapa bagian catatan, sehingga anda dapat membaca (risalah ini) dalam waktu yang singkat.

Dan setelah semua itu, maka risalah ini merupakan hasil karya manusia yang rentan terhadap kesalahan --juga karena keterbatasan dan kedangkalan ilmu pengetahuan saya--, karenanya jika ada kesalahan maka itu berasal dari diri saya dan setan, dan jika kebenaran di dalamnya maka itu berasal dari Allah semata. Mohon dikoreksi bila ada kesalahan dan kekeliruan...

Saya berharap, dengan adanya catatan ini adalah sebagai penyadar dan pengingat bagi diri saya, sahabat-sahabat dan saudara-saudara saya seiman (tadzkir li nafsi wa ikhwani) akan pengetahuan tanda-tanda Kiamat (Tanda-tanda akhir zaman), sehingga dapat meningkatkan keyakinan orang yang beriman seandainya ia melihat peristiwa yang termasuk dalam tanda-tandanya, dan tidak terkejut jika sesuatu dari tanda-tanda ini terjadi. Dan juga sebagai pengingat agar kita selalu tetap pada jalur fastabiqul khairat, dengan ber-amar ma’ruf nahi mungkar.


[2]. Makna dan Klasifikasi Tanda-tanda Kiamat

Asyrath as-Sa’ah (tanda-tanda Kiamat) adalah indikasi-indikasi Kiamat yang mendahuluinya dan menunjukkan kedekatan (waktu)nya. Sementara Kiamat (as-Sa’ah) dapat dipisahkan menjadi3 (tiga) makna, yaitu :

Pertama, Kiamat Kecil (as-Sa’ah ash-Shughra) yaitu kematian manusia. Barangsiapa yang meninggal dunia maka telah terjadi Kiamat padanya, karena ia masuk ke dalam alam akhirat.
Kedua, Kiamat Sedang (as-Sa’ah al-Wushtha) yaitu meninggalnya generasi satu abad tertentu.
Ketiga, Kiamat Besar (as-Sa’ah al-Kubra) yaitu dibangkitkannya manusia dari kubur mereka untuk dihisab (al-hisab) dan dibalas (al-jaza’) amalan-amalannya di dunia.

Klasifikasi Tanda-Tanda Kiamat terbagi menjadi dua bagian : 

Pertama, tanda-tanda kecil (asyrath shughra), yaitu (tanda-tanda) yang mendahului Kiamat dengan (jarak) waktu yang lama dan menjadi hal yang berulang-ulang (biasa terjadi). Seperti hilangnya ilmu, merebaknya kebodohan dan minuman khamer, saling berlomba meninggikan bangunan, serta lain sebagainya. Terkadang sebagian tanda-tandanya muncul bebarengan dengan tanda-tanda Kiamat besar (asy-asyrath al-kubra) atau (ada juga yang) setelahnya.

Kedua, tanda-tanda besar (asyrath kubra), yaitu perkara-perkara besar yang muncul menjelang terjadinya Kiamat (qurba qiyam as-sa’ah), dan kejadiannya tidak berulang-ulang. Seperti kemunculan ad-Dajjal, turunnya ‘Isa as., keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya Matahari dari arah barat.

Sebagian ulama membagi tanda-tanda Kiamat dari perspektif kemunculannya menjadi 3 (tiga) bagian :
Pertama, klasifikasi yang telah muncul dan telah berakhir.
Kedua, klasifikasi yang telah muncul dan terus berlangsung, bahkan semakin banyak.
Ketiga, klasifikasi yang belum terjadi hingga sekarang.
Adapun dua klasifikasi pertama masuk dalam tanda-tanda Kiamat kecil (asyrath as-sa’ah ash-shughra), sedangkan klasifikasi ketiga terhimpun di dalamnya tanda-tanda besar (al-asyrath al-kubra) dan sebagian tanda-tanda kecil (al-asyrath ash-shugra).  


[3]. Tanda-tanda Kiamat Kecil (Tanda-tanda Akhir Zaman)

1. Diutusnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam 

Dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu bertutur, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

(Masa) diutusnya aku dan (hari terjadinya) Kiamat seperti dua (jari) ini’.” (Anas Radhiyallahu ‘Anhu) berkata, “Dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merapatkan jari telunjuk dengan jari tengahnya.” (HR. Muslim).


2. Wafatnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Dari ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu bertutur, “RasulullahShallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat.........’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Kematianku’.” (HR. Bukhari).

3. Penaklukan Baitul Maqdis

Dalam hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu bertutur, “RasulullahShallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat.........’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Penaklukan Baitul Maqdis’.” (HR. Bukhari).

**Baitul Maqdis = Jerusalem

Pada masa (khalifah) Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘Anhu, kemudian terjadi penaklukan Baitul Maqdis pada tahun 16 Hijriyah, sebagaimana pendapat dari para pakar sejarah. Sebenarnya ‘UmarRadhiyallahu ‘Anhu sendiri yang langsung mendatangi, mendamaikan penduduknya dan menaklukan (wilayah)nya, serta mensterilkannya dari kaum Yahudi dan Nashrani.

4. Wabah Tha’un ‘Amwas

Masih dalam hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu sebelumnya, sabdanya :
"Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat.........’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Kemudian banyaknya kematian yang menimpa kalian bagaikan penyakit (qu’ash) kambing’.” (HR. Bukhari).

Qu’ash adalah penyakit yang menyerang hewan-hewan ternak (ad-dawab). Ia mejangkitkan sesuatu (wabah) melalui kedua lubang hidung, lalu (hewan-hewan yang terjangkit) mati mendadak.

Ibnu Hajar berkomentar, “Disinyalir sebenarnya tanda ini telah muncul pada wabah penyakit tha’un ‘amwas di era kekhalifahan ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhu, demikian itu terjadi pasca penaklukan Baitul Maqdis.” (Dikutip dari kitab Fathul Bari).

Pada tahun 18 Hijriyah menurut pendapat yang masyhur di mayoritas kalangan ulama, telah terjadinya wabah tha’un di distrik ‘Amwas, kemudian mewabah di negeri Syam. Dalam peristiwa ini banyak dari kalangan sahabat Radhiyallahu ‘Anhum dan yang lainnya meninggal dunia. Konon, korban meninggal dunia dalam peristiwa ini mencapai 25.000 jiwa kaum muslimin. Diantara tokoh-tokoh terkenal yang meninggal dunia adalah Abu ‘Ubaidah ‘Amir bin al-Jarrah, yang dipercaya umat ini.

5. Berlimpahan Harta dan Tidak Memungut Sedekah

Masih dalam hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu sebelumnya, sabdanya :
Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat.........’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘kekayaan melimpah, hingga seseorang akan diberikan 100 Dinar (sebagai pemberian), tetapi ia tetap tidak puas dengan jumlah itu’. ” (HR. Bukhari).

Dalam hadist lainnya yang menguatkan hal ini:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga harta benda banyak pada kalian, lalu melimpah ruah, sampai-sampai menyusahkan pemilik harta (mencari) orang yang menerima sedekah darinya, dan seorang dipanggil (untuk) menghadapnya, lalu dia berkata, ‘Aku tidak memiliki keperluan terhadapnya’.” (HR. Bukhari dan Muslim).


6. Munculnya Beragam Fitnah

Masih dalam hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu sebelumnya, sabdanya :
Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat.........’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘fitnah (godaan) yang akan memasuki tiap-tiap rumah Arab’. ” (HR. Bukhari).

Al-fitan bentuk plural dari fitnah, berarti cobaan dan ujian. Kemudian (kata ini) banyak digunakan untuk setiap hal yang mengandung ujian yang dibenci. Selanjutnya dia diidentikan kepada segala hal yang dibenci atau kembali kepadanya, seperti dosa, kekufuran, pembunuhan, pembakaran dan bentuk-bentuk kebencian lainnya.

Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengabarkan bahwa diantara tanda-tanda Kiamat adalah munculnya fitnah-fitnah besar yang mencampur adukkan antara yang haq dan yang batil. Maka terjadilah keguncangan iman sampai-sampai (ada) seseorang yang di pagi hari ia beriman dan di sore harinya ia menjadi kafir. (Ada) yang di sore harinya ia beriman dan di pagi harinya menjadi kafir. Setiap kali muncul fitnah, (saat itu) orang beriman berkata, “Inilah yang membinasakanku”, kemudian terbuka dan muncullah (fitnah) lainnya, maka ia berkata, “Inilah (... seperti ucapan sebelumnya, pent)”. Senantiasa (fitnah-fitnah) bermunculan di tengah-tengah manusia hingga Kiamat terjadi.

Dalam hadits dari Abu Musa al-Asy’ary Radhiyallahu ‘Anhu bertutur, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

Sesungguhnya menjelang datangnya hari Kiamat (terjadi) banyak fitnah, bagaikan bagian malam yang gelap gulita. Seseorang yang di pagi hari dalam keadaan beriman, dan di sore harinya menjadi kafir. (Ada) yang di sore harinya dalam keadaan beriman, dan di pagi harinya menjadi kafir. Orang yang duduk di saat itu lebih baik daripada orang yang berdiri, orang yang berdiri di saat itu lebih baik daripada orang yang berjalan, dan orang yang berjalan saat itu lebih baik daripada orang yang berlari. Maka patahkanlah busur-busur kalian, putuskanlah tali-tali busur kalian, dan pukulkanlah pedang-pedang kalian ke batu. Jika (rumah) salah seorang dari kalian dimasuki (fitnah), maka jadilah seperti yang terbaik dari kedua anak Adam (Habil).” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim dalam al-Mustadrak.)
       
Hadits-hadits fitnah jumlahnya banyak, maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memperingatkan umatnya dari segala bentuk fitnah, dan memerintahkan mereka untuk berlindung darinya, serta mengabarkan bahwa generasi terakhir dari umat ini akan tertimpa cobaan dan fitnah-fitnah yang besar.


7. Gencatan Senjata dengan Bani al-Asfar yang kemudian terjadi Pengkhianatan

Masih dalam hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu sebelumnya, sabdanya :
Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat.........’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘gencatan senjata yang akan mulai berlaku diantara kalian dan Bani al-Asfar (keturunan orang-orang Roma), mereka yang kemudian akan berlaku khianat dan datang kepadamu dengan membawa 80 panji, dan masing-masing panji terdapat 12.000 prajurit’. ” (HR. Bukhari).

Hadist ini diperkuat oleh hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Dzu Makhmar radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullahshalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Kamu sekalian akan berdamai dengan orang-orang Romawi dengan perdamaian yang sentausa, dan kamu bersama mereka akan mengalahkan musuh yang ada di belakang mereka, lalu kamu selamat dan mendapat harta rampasan perang. Kemudian kamu singgah di suatu padang rumput yang berbukit-bukit. Tiba-tiba bangkitlah seorang lelaki Romawi lalu mengangkat salib seraya berkata, ‘Salib lebih unggul’. Maka dihampirilah dia oleh seorang lelaki dari kaum muslimin lalu dibunuhnya. Mulai saat itulah orang-orang Romawi berkhianat dan terjadilah peperangan-peperangan sengit. Mereka menghimpun kekuatan menyerang kamu sekalian lalu datanglah mereka kepadamu dengan 80 bendera, tiap-tiap bendera disertai 10.000 tentara”(HR. Ahmad)

Pengkhianatan Bani al-Asfar adalah awal mula peperangan besar yang akan terjadi pada akhir zaman dan berakhir dengan kejatuhan Konstantinopel. Dan pada saat itulah muncul al-Masih ad-Dajjal dan atas kuasa Allah azza wa jalla Nabi Isa alaihissalam turun dari langit untuk membunuhnya.

Mengenai Kisah Perang Besar di Akhir Zaman dapat dibaca dalam catatan saya tentang ‘Kisah Dajjal dan Turunnya Nabi Isa alaihissalam Untuk Membunuhnya (bag. 3):http://www.facebook.com/notes.php?id=1473510568&s=80#!/note.php?note_id=384465055063

Demikianlah bagian pertama dari tulisan mengenai Tanda-tanda Hari Kiamat. Sebagai pengingat, penyadar, dan penambah pengetahuan kita terhadap peristiwa-peristiwa akhir zaman yang telah di sampaikan oleh Allah subhanahu wa ta'ala dalam al-Qur'an dan melalui kekasih-Nya Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam.

Billahi taufiq walhidayah
Wasalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Semoga Bermanfaat.

Insya Allah bersambung...

Note:

[1]. Secara lengkap hadist yang dimaksud pada point 2-7 adalah sebagai berikut:
Dari ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu bertutur, “RasulullahShallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan:
1. Kematianku,
2. Penaklukan Baitul Maqdis (Jerusalem),
3. Kemudian banyaknya kematian yang menimpa kalian bagaikan penyakit (qu’ash) kambing’,
4. Kekayaan melimpah, hingga seseorang akan diberikan 100 Dinar (sebagai pemberian), tetapi ia tetap tidak puas dengan jumlah itu,
5. Fitnah (godaan) yang akan memasuki tiap-tiap rumah Arab, dan
6. Gencatan senjata yang akan mulai berlaku diantara kalian dan Bani al-Asfar (keturunan orang-orang Roma), mereka yang kemudian akan berlaku khianat dan datang kepadamu dengan membawa 80 panji, dan masing-masing panji terdapat 12.000 prajurit’”
(HR. Bukhari)

[2]. Catatan (Tulisan) ini dibuat dari berbagai sumber, diantaranya:
a. Tanda-Tanda Hari Kiyamat Besar dan Kecil, karya Awadh bin ‘Ali bin ‘Abdullah. Terjemah oleh : Muh. Khairuddin Rendusara, Islamhouse.com. 2009.
b. Tanda-tanda Kecil Hari Kiamat, dari buku ‘Smaller Signs of The Day’, karya Muhammad bin Bayyumi. Terjemah oleh: Aish. Terdapat dalam buku ‘Semalam Saja di Neraka, karya Nurul Mubin. DIVA Press, Jogjakarta. 2008.
c. An-Nihayah Fitanun wa Ahwalun Akhir az-Zaman, karya Ibnu Katsir. Dalam edisi Indonesia, ‘Huru-hara Hari Kiamat’, terjemah oleh: H. Anshori Umar Sitanggal dan H. Imron Hasan S.Ag. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2010.
d. Ringkasan Shahih Muslim, karya Muhammad Nashiruddin al-Albani, terjemah oleh: Elly Lathifah, SPd. Gema Insani Press. Jakarta. 2007. Bab Kitab Fitnah.
e. Sumber-sumber lainnya yang dapat dipercaya (Insya Allah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar