BelajaR DZIKRULLAH DAN BAROKAH.
Ustadz Haji Ali Mohamed
Untuk apa kita berada di Suryalaya ini, dan apa yang bisa kita peroleh? Ada banyak sekali hal, tapi sedikitnya ada dua perkara :
1. Untuk belajar dzikrullah. 2. Untuk mencari barokah.
Belajar Dzikrullah itu apa? Bukankah sebelum datang ke Suryalaya kita pun berdzikir, Subhanallah, walhamdulillah, wa laa ilaha illallah wallahu akbar……. Jika belajar dzikrullah tentu saja ada yang mengajarkannya kepada kita. Kita tidak bisa belajar sendiri tetapi harus mencari guru. Siapakah Guru itu? Ibu bapak adalah guru, para pendidik di sekolah adalah guru. Tetapi Guru yang dimaksud disini adalah seseorang yang memiliki beberapa kriteria. Dia adalah seorang mursyid, seorang mu’allim, seorang mudarris, wilaayah, murobbi, muaddim. Jika seseorang memiliki beberapa hal tersebut dialah seorang syaikh. Syaikh inilah yang bisa memberikan irsyad, ta’lim, tadris, tarbiyah, membawa kita pada wilaayah dan yang terpenting adalah mengajarkan akhlak sehingga kita memiliki budi pekerti yang luhur.
Kemajuan ilmu pendidikan, ilmu kedokteran, ilmu pengetahuan dan teknologi serta yang lainnya, saat ini telah membuat manusia bangga. Tetapi semua itu belum bisa menyelesaikan masalah besar yang dihadapi dunia saat ini. Manusia tidak lagi beradab, tidak bermoral, tidak beretika. Oleh karena itu pendidikan apapun harus disertai dengan pembinaan akhlak. Jika tidak begitu, maka pendidikan tidak akan mampu mencetak manusia memiliki akhlak yang mulia meskipun di perguruan tinggi. Rasulullah Saw. bersabda : “Dan dialah Allah yang memberikan pendidikan adab yang paling sempurna”. Jadi, Rasulullah Saw. memiliki akhlak yang mulia karena Allah sendiri yang telah mengajarkannya. Alhamdulillah, kita telah dipertemukan dengan Pangersa Abah. Dialah seorang syaikh, seorang mursyid, seorang mu’allim, seorang mudarris, seorang murobbi, seorang muaddid, seorang maulaana dan yang terpenting adalah Pangersa Abah dapat membantu kita menjadi manusia yang sempurna.
Setiap orang bisa saja mengajarkan dzikrullah. Tetapi dzikir yang diajarkan oleh seorang syaikh yang memiliki kriteria di atas tadi maka dialah seorang yang telah dimuliakan oleh Allah, yang telah dipilih oleh Allah sehingga apa yang disampaikan melaui lisannya akan sangat berkesan di dalam hati kita. Dia itulah termasuk golongan :
“Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah….”. (QS. al-Fath : 10).
Talqin Dzikir yang kita peroleh dari Syaikh Mursid Pangersa Abah ini, kemudian kita amalkan sesuai dengan tuntunannya, selain itu terus-menerus bermujahadah untuk melawan hawa nafsu kita maka hasil dari dzikrullah itu adalah menjadikan kita manusia berTANBIH. Lihatlah TANBIH syaikh almarhum H. Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad. Tanbih inilah sebagai barometer atau ukuran apakah dzikir yang kita amalkan sudah betul. Bagaimana sikap kita kepada yang tua, kepada yang muda, kepada sesama, kepada fakir miskin, kepada mereka yang berbeda agama, sikap kita kepada peraturan negara dan sebagainya. Mereka inilah yang oleh Allah Swt. dilukiskan di dalam surat al-Furqan ayat 63-77 :
“Dan hamba-hamba yang baik dari Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka….”
Siapakah ‘Ibaadurrohman? ‘Ibaadurrohman adalah seorang hamba yang memiliki rasa kasih sayang kepada sesama manusia meskipun kepada orang yang berbuat jahat kepadanya. Karena pada dirinya disandarkan salah satu sifat Allah yaitu ar-Rohman. Siang hari mereka berinteraksi dengan manusia dan pada malamnya mereka sangat dekat kepada Allah. Hamba inilah yang memiliki ketenangan bathin karena hatinya selalu khusyu, berdzikir kepada Allah. Dengan cara apakah hati kita supaya tenang? Dengan dzikrullah…
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang”. (QS. ar-Raad : 28).
Selain belajar berdzikir, mencari seorang Mursyid maka kita pun harus mencari barokah. Allah Swt. telah menjadikan dunia ini penuh barokah. Al-qur’an adalah barokah, Mekkah (Baitullah, Hajar Aswad) adalah tempat yang barokah. Begitupun manusia biasa menjadi mulia jika didalamnya diletakkan barokah. Jadi apapun bisa menjadi barokah jika Allah meletakkan kepadanya kebaikan. Sebagai contoh Hajar Aswad hanyalah sebuah batu tapi Allah telah meletakkan barokah di dalamnya sehingga Sayyidina Umar menciumnya, seperti yang dilakukan oleh Rasulullah. Banyak ayat-ayat lain di dalam al-Qur’an yang berisikan kata barokah ini. Barokah ini adalah ketentuan mutlak yang Allah berikan kepada sesuatu yang dikehendaki-Nya. Suryalaya mempunyai barokah, guru kita Pangersa Abah mempunyai barokah.
Kalau kita percaya dan yakin maka banyak sekali barokah yang bisa kita lihat dan rasakan. Dahulu kita tidak terkenal, tidak terhormat, tidak mempunyai pangkat dan kedudukan, tapi sekarang kita senang, mempunyai pangkat dan kedudukan yang terhormat. Darimanakah itu semua….? Oleh karena itu kita perlu bersyukur kepada Allah dengan cara mengamalkan dzikrullah yang telah diajarkan oleh Pangersa Abah. Mudah-mudahan semua itu mampu menjadikan hati kita bersih dari penyakit-penyakit hati dan tidak membuang-buang waktu yang telah diberikan oleh Allah. Marilah kita menjadi murid yang baik dengan cara mentaati ajaran Guru Mursyid, dzikrullah, mengamalkan Tanbih, beribadah dengan ikhlas lillahita’ala. Bersama-sama membangun Suryalaya dengan kekuatan kita masing-masing dan dengan kekuatan karomah dari para wali-wali Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar